Sabtu, 17 Oktober 2015

Sepasang Mata dalam Hujan




Hujan
Suaramu menemani sepiku yang mengendap
Aku mencintai hujan
 Setiap tetesnya mengandung memory
 Setiap butirannya mengundang kesejukan akan kehindahan mataku
Meski mataku indah, tapi aku tak mampu melihat indah matanya
Percuma
Tetap saja hanya rindu dan pilu yang akan ku rasa
keindahannya tertutup oleh awan
Senyumnya pun ikut terkubur bersama badai
Hanya hati yang tergenggam ini yang masih tersisa
Bersama luka-luka yang masih menganga
Aku tak mau menjadi bagian dari luka itu,
Aku tahu, hujan hanya penghibur semata kala hati menyepi merindukan mata itu
Mata yang kudengannya kumerasakan cinta
Mata yang di dalamnya menyiratkan sesuatu
Namun,mata itu juga tak pernah melihat apa isi hati ini untuknya
Mata itu tak mau tahu
kadang ia meminta
memintaku untuk selalu melihatnya
tapi dia,,, dia tak pernah mampu melihatku


Rindu untukmu


Andai semua ini tak hanya sebatas kata
Peluk hangatmu
Senyum manismu yang senantiasa tertulis dalam kata
Bukan kesemuan
Karena aku butuh yang nyata
Bukan bayang semu yang tak pernah ku lihat meski selalu ku rasa
            Hadirmu tak pernah lepas dari khayalku
            Hanya otakku yang mampu memainkan imajinasi gila ini
            Karena ragamu masih di sita waktu
            Dipenjarakan jarak yang masih belum mampu ku taklukkan
Bulat matamu yang sehitam kopi pahit
Tak pernah lewat ku bayangkan
Desiran-desiran aneh saat bersamamu
Detak jantung yang berpacu saling berburu
Ah,,, semua hanya sekejap ku rasa
Dan kau,,,
Lagi-lagi waktu dan jarak menelanmu
Menenggelamkanmu dalam kenangan
            Ingatkah kekasih?
            Tanganmu dulu erat menggenggamku
            Detak jantungmu mewarnai suara-suara yang masuk dalam pendengaranku
            Deru napasmupun terdengar jelas
            Tatap matamu tak henti memberi energi ketenangan
            Hingga sel-sel tubuhku berkata
            Dia lah yang membuatku bahagia
Kini aku harus sadar
Rindu ini masih milikmu
Tapi rindumu?
Sudah bukan lagi untukku
Biarlah cinta dan rindu ini aku genggam sendiri


Bisikan Rindu




Kau tau ada kata yang lebih indah dari cinta???
Rindu
Rindu mengajarkanku arti sebuah kesabaran dan menunggu
Lihatlah angin berbisik!!!
Setiap derunya membawa rindu
Aku tak pernah berharap rindu ini sampai kepadamu
Namun aku ingin kau tahu
Segumpal rindu terus menyesakkan hatiku
            Lihatlah hujan!!!
            Lewat rinainya aku titipkan rindu
            Ku nyanyikan semua kata yang aku mampu
            Rinduku hanya untukmu
Ku berharap kau tak pernah bosan
Karena kini ku putuskan
Biarlah rindu ini hanya milikku
Karena aku tak pernah berharap akan balasmu
Biarkan rindu ini tetap ada menggantung rapi di atas langit sana
Biarlah ia menjadi hiasan ketika malam tiba
Sehingga aku selalu dapat menikmatinya
            Di penghujung senja, aku tak pernah lelah menantimu
            Karena aku yakin kelak rindu ini tak hanya milikku
            Kan ku jadikan gantungan-gantungan ini menjadi nyata
            Biar aku dapat menikmatinya bersamamu
            Dalam pelukmu
Lewat malam kita nikmati rindu
                                               

Semarang, 7 April 2015

Aku Mencintaimu



Di sampingmu
Ku kan selalu menemanimu
Meski tak banyak waktu kita
Tapi aku berjanji akan selalu ada untukmu
Jangan pernah ragu
Banyak waktuku yang tersedia untukmu
            Di sini ku kan selalu memelukmu
            Meski bukan tanganku yang merengkuhmu
            Tapi do’aku tak pernah lupa merangkulmu
            Demi cinta, jiwa ini selalu bersamamu
            Tak perlu ragu, ku takkan melupakanmu
            Tak perlu resah, ku takkan berpaling darimu
Malam bisa kujadikan saksi
Bintang bisa ku jadikan bukti
Tetaplah bersamaku
Aku tak pernah menuntutmu
Hanya satu pintaku
Tetaplah tinggal di hatiku
Jangan pernah jadikan hatiku hanya sebagai tempat singgahmu
Jadikanlah aku rumahmu
Tempatmu berteduh
Tempatmu mencari kedamaian
Aku takkan pernah meninggalkanmu

I Love you...

Kemarau, Hujan dan Rindu



Kemarau terlalu panjang
Panas, dahaga, tanpa rinai hujan
Ku harap Desemberku masih sama dengan yang lalu
Masih sama kala senja menghantar ucap mesra di kemerahan setelah hujan reda
Yang ku ingat waktu itu adalah suaramu
Suara yang beradu dengan aroma tanah yang baru terguyur air hujan
Hujan banyak menyimpan rinduku padamu
Akan ku selipkan tiap melodi rindu dalam alunan rintik hujan
Tapi kinipun aku harus menanti hujan
Aku masih ingat bagaimana hujan menggenggam kenangan antara kita
Satu persatu olehnya rinduku dihanyutkan
Bukan hanyut kemudian terserap oleh tanah
Aku berharap ia akan bermuara menuju singgasanamu
Menyampaikan setiap helaian rindu yang semakin menggunung
Dan kini,,,,
Di waktu yang sama aku merindukanmu dan hujan


Semarang, 16 Oktober 2015

Bila Kamu Senja



Seperti hangatnya mentari yang beranjak pada senja
Bukan hanya kehangatannya
Tapi juga keindahannya
Begitulah dirimu
Dapatkah kita perpendek jarak yang menggelar memisah?
Aku rindu suaramu
Bukan,,, aku rindu senyummu.
Salah,,, aku bahkan tak mampu membunuh semua yang ada padamu
Ya,,, aku rindu semua yang kau miliki
Aku rindu semua yang kau beri
  Senja ini milik kita, bukan mereka.
  Dengarlah,,,,
  Di sini aku masih setia meneduhkan kasihku untukmu
  Sampai senja datang menjemput
Kau tetap jadi puisi yang tak pernah habis ku tulis
Bahkan untuk sekedar menutup matapun aku enggan
Aku masih ingin menikmati semburat jingga berlukis wajahmu
Bila kamu senja, ijinkan aku menjadi matahari
Akan ku temukan kamu
Sang laut kepada cakrawala aku kan berpulang

                                                                       Semarang, 16 Oktober 2015

Sabtu, 12 September 2015

Diary September 2015


Dear Senja,,,,

          Dia selalu meyakinkanku, meski terkadang hati ini merasa ragu. Entah sampai kapan aku dapat benar-benar mampu mempercayai sepenuhnya. Tuhaaannnn,,,, dengan sabar dia selalu memahamiku, meski terkadang aku cukup jengkel saat dia sering menghilang tanpa kabar. Normal jika aku ingin selalu dalam prioritasnya, namun aku sadar saat ini aku bukan siapa-siapa untuknya. Bahkan aku tak punya hak lebih untuk mengaturnya.
          Tuhann,,,,, aku tak ingin menuntut banyak padanya,,,, tapi aku hanya ingin dia selalu ada meskipun hanya menemani lewat tulisan saja. Karena dengan seperti itu, setidaknya aku tau kalau dia benar-benar peduli padaku.
          Aku sabar menunggunya Tuhan, karena saat ini pun aku masih saja berusaha memperbaiki kualitas diriku untuknya. Bukan untuknya saja,,, bahkan untuk keluarga kecil kita nanti.
          Aku selalu bersyukur memilikinya, aku yakin dia yang terbaik dariMu untukku Tuhan,,, dan do’aku memang dia yang terbaik dariMu.
          Terima kasih Kau telah menyatukan kami meski baru dalam ikatan cinta. Belum dalam ikatan halal menurut agama. Tapi aku selalu berharap kelak waktu itu akan tiba,,, Kau ijinkan kami bersama bahagia dalam indahnya membangun keluarga kecil yang sederhana tetapi dipenuhi dengan rasa cinta.
Aamiin....!!!!!



                                                                   Untukmu, calon imamku (AK)