Sabtu, 17 Oktober 2015

Kemarau, Hujan dan Rindu



Kemarau terlalu panjang
Panas, dahaga, tanpa rinai hujan
Ku harap Desemberku masih sama dengan yang lalu
Masih sama kala senja menghantar ucap mesra di kemerahan setelah hujan reda
Yang ku ingat waktu itu adalah suaramu
Suara yang beradu dengan aroma tanah yang baru terguyur air hujan
Hujan banyak menyimpan rinduku padamu
Akan ku selipkan tiap melodi rindu dalam alunan rintik hujan
Tapi kinipun aku harus menanti hujan
Aku masih ingat bagaimana hujan menggenggam kenangan antara kita
Satu persatu olehnya rinduku dihanyutkan
Bukan hanyut kemudian terserap oleh tanah
Aku berharap ia akan bermuara menuju singgasanamu
Menyampaikan setiap helaian rindu yang semakin menggunung
Dan kini,,,,
Di waktu yang sama aku merindukanmu dan hujan


Semarang, 16 Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar