Kemarau
terlalu panjang
Panas,
dahaga, tanpa rinai hujan
Ku
harap Desemberku masih sama dengan yang lalu
Masih
sama kala senja menghantar ucap mesra di kemerahan setelah hujan reda
Yang ku ingat waktu itu adalah suaramu
Suara yang beradu dengan aroma tanah
yang baru terguyur air hujan
Hujan banyak menyimpan rinduku padamu
Akan ku selipkan tiap melodi rindu
dalam alunan rintik hujan
Tapi kinipun aku harus menanti hujan
Aku
masih ingat bagaimana hujan menggenggam kenangan antara kita
Satu
persatu olehnya rinduku dihanyutkan
Bukan
hanyut kemudian terserap oleh tanah
Aku
berharap ia akan bermuara menuju singgasanamu
Menyampaikan
setiap helaian rindu yang semakin menggunung
Dan
kini,,,,
Di
waktu yang sama aku merindukanmu dan hujan
Semarang,
16 Oktober 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar