Sabtu, 23 November 2013

Rinai Hujan


Tetap terasa jauh, yah itulah yang sering Almira rasakan meski sang pujaan hati berada di dekat ia sekalipun. Sudah lama ia menahan rasa yang sering kali membunuh hatinya itu. Sejak kelas VII SMP hingga sekarang ia berhasil menyembunyikan rasa yang terus menusuk hatinya. Meski waktu telah berjalan dari enam tahun yang lalu namun rasa itu tak kunjung pudar.
Kini Almira telah melanjutkan studinya ke sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Bogor. Ia mengambil jurusan Teknologi Industri Pertanian, sebuah jurusan yang ia harapkan bisa menjadi tanggung jawabnya sehingga ia tidak akan merasa salah karena memilih jurusan tersebut. Hingga beberapa tahun telah berlalu sampai kini ia sudah dapat menyandang gelar sarjananya. Sejak ia kuliyah, ia memang sudah tidak pernah lagi bertemu dengan Azka si pujaan hatinya. Bahkan Almira tidak tahu kini ia berada di mana. namun tetap ia takkan mampu melupakan Azka.
Entah apa yang Almira pikirkan. Lulus kuliyah bukannya mencari pekerjaan atau melanjutkan study lagi ke jenjang magister, ia malah memutuskan untuk pulang ke desa tempat neneknya dan hidupnya waktu ia masih kecil dan menetap di sana. Orang tuanya sempat menentang, namun apa daya. Watak keras Almira tak akan mampu mengalahkan segala bentuk larangan dari orang tuanya tersebut.
Tidak akan tahu jika belum bertanya, andai orang tua Almira tahu apa yang akan ia lakukan jika berada di sana. Sejak kcil ia sudah hidup bersama nenek tercintanya tersebut. Ia dititipkan karena orang tuanya terlalu sibuk bekerja di Bekasi. Hingga ia kelas VI SD baru diambil oleh kedua orang tuanya tersebut. Ia ingin sekali mengembangkan kebun yang dimiliki neneknya. Kebun itu cukup luas, karena di desa nenek merupakan salah satu orang yang terkenal paling kaya di sana.
“Udara di sini tidak pernah berubah, tetap sejuk dan menenangkan jiwa”. Gumamnya.
            “ Almira bukan?.” Tampak seorang pemuda berusaha menyapaku meski sangat terlihat ia sedikit malu-malu untuk mengatakannya.
Almira berusaha mengingat-ngingat wajah pemuda tersebut, hingga sang pemuda menyebutkan namanya dan akhirnya dapat menarik kembali ingatan Almira.
            “Ahza?” tanya Almira senang.
Pemuda itu mengangguk dengan wajah yang sumpringah, bahagia karena akhirnya gadis yang berada di depannya tersebut mampu mengingatnya. Ahza adalah teman kecil Almira sewaktu SD. Mereka berdua sangat akrab sekali. Bahkan Ahza selalu saja melindungi Almira, kapanpun dan dimanapun ia selalu ada untuk Almira.
            “ Kamu cantik sekali Almira, sudah lama kita tidak bertemu.” Kata pmuda tersebut.
            “ kamu juga, lebih ganteng. Hehehhe” sahut Almira.
Sejak dulu Ahza memang sudah terlihat bahwa kelak jika dewasa ia akan tumbuh menjadi laki-laki tampan nan gagah. Ia merupakan anak orang ternama di desa. Meski ia seorang anak kepala desa namun ia tak pernah memilih-milih dalam berteman. Dan ternyata ia juga seorang sarjana pertanian.
            Beberapa bulan berlalu, dan hubungan mereka pun menjadi semakin dekat. Suatu ketika, saat mereka sedang berada pada sebuah lahan hijau di belakang rumah nenek Almira, tiba-tiba Ahza mengungkapkan seuntai kalimat yang tak diduga-duga oleh Almira.
            “ Sungguh rinai hujan pun takkan mampu untuk melunturkannya.” Ungkap Ahza.
Almira hanya termangu tak mampu berkata apa lagi. Ia bingung harus menjawab apa. Mungkinkah hatinya mampu beralih pada pemuda tersebut. Jika tidak, mampukah ia untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia tak mau apa yang terjalin selama ini menjadi hancur hanya karena sebuah rasa yang sebenarnya juga tidak mampu untuk disalahkan.
            “ beri aku waktu untuk memikirkannya, ku mohon.” Pinta Almira.
Ahza bukanlah seorang pemuda yang mudah tersinggung. Dengan senyum tulusnya ia pun  mengatakan iya untuk Almira.
            Hujan tak jua berhenti, sudah berapa iya bernyanyi?. Di balik jendela mungil nampak Almira dengan kegundahannya melamun seorang diri. Tiba-tiba nenek datang menghampirinya dari arah belakang.
            “ Kamu kenapa nduk?” tanya nenek prihatin melihat cucunya terus melamun.
            “ Almira bingung eyang.” Kata Almira lirih.
Almira menceritakan semua yang terjadi pada dirinya. Dari Azka si pujaan hati yang entah saat ini berada dimana hingga peristiwa kemarin saat Ahza mengungkapkan perasaan kepadanya. Nenek memang orang yang sangat arif dan bijaksana. Dengan senyum tipis yang terulas dari bibirnya ia berkata:
            “Nduk, semua sudah ada jatahnya masing-masing. Apa kamu yakin dengan kamu menunggu Azka hingga saat ini?. Apa kamu tidak pernah berpikir bahwa mungkinkah di sana ia memikirkanmu?. Dan apa selama ini kamu tidak merasa rugi telah menunggunya untuk sekian lama?.” Tanya nenek.
Aku hanya tertunfuk lesu mendengarkan ucapan nenek barusan, dan nenek melanjutkan ucapannya.
“ Ahza pemuda yang baik nduk. Dan sepertinya ia juga tulus mengungkapkan perasaannya itu. Namun semua kembali pada kamu, kamu yang menjalani. Nenek juga ndak bisa melarang kamu untuk mempertahankan perasaan kamu itu.” Tegas nenek.
Nenek benar, Almira merasa ia sudah terlalu dibodohi oleh perasaannya. Bertahun-tahun berlalu tanpa cinta dan kepastian. Ia memutuskan untuk mencoba membuka hatinya untuk Ahza. Meski ia belum mengatakan iya pada pemuda tersebut.
            Pulang dari kebun, sesuatu yang tak terduga pun terjadi. Alangkah kagetnya Almira ketika mendapati seorang laki-laki dewasa seumurannya duduk di ruang tengah rumah neneknya. Tidak salah lagi. Pemuda itu adalah Azka. Mengapa ia bisa sampai di sini?, dan apapula urusannya ia kemari. Pikir Almira.
            “Azka? Kamu ok bisa sampai di sini?.” Tanya Almira sedikit bingung.
Sebelumnya mereka memang tidak akrab, namun mereka mengenal satu sama lain karena dulu pernah satu organisasi di OSIS.
            “Aku mencarimu Almira.” Kata Azka.
            “Mencariku untuk apa?” tanya Almira lagi.
            “Aku mencintaimu Almira.” Sahut Azka hingga membuat Almira tak percaya.
Tuhan,,, perasaan Almira semakin berkecamuk. Di saat ia sudah mencoba melupakan Azka dan mau membuka hatinya untuk Ahza, kenapa Azka malah kembali dengan perasaan yang Almira harapkan dulu. Dulu, ya dulu. Kini ia sudah mulai melupakannya, tapi kenapa malah ia kembali. Almira benar-benar tak menyangka, ternyata Azka juga memendam perasaan yang sama untuknya. Siapa yang akan ia pilih?. Sedangkan perasaanya terhadap Ahza sudah mulai ia berikan.
            Dari balik pintu depan sudah berdiri Ahza sedang memperhatikan mereka. Ketika Almira menyadari hal tersebut, ia berusaha mengundang dan mengajaknya untuk bergabung. Merasa tak enak Ahza memutuskan untuk pamit pulang. Almira bnar-benar merasa bersalah kepada Ahza, ia tidak tahu apa-apa tentang apa yang telah terjadi. Terhadap Azka saja ia juga tidak bisa menjawab. Berhubung hari sudah gelap, Almira meminta Azka untuk menginap saja di rumah neneknya tersebut. Dan Azkapun mengiyakan permintaan orang yang dikasihaninya itu. Paginya Azka pulang dengan ketidakpastian. Namun Almira janji akan segera memberi jawaban untuk Azka. Ahza, bagaimana dengan Ahza jika ia menerima Azka. Lagi-lagi bayangan tersebut mengusik pikiran Almira. 
            Azka meminta Almira untuk pulang ke Bekasi. Berhubung ia juga memiliki kepentingan di sana maka ia memutuskan berangkat pagi harinya. Tetapi Almira elum sempat ijin kepada Ahza karena setelah peristiwa tersebut Ahza belum pernah ke rumahnya lagi. Justru saat Ahza ingin menemui Almira, ia malah sudah tidak ada di desa.
            Lima bulan berlalu begitu saja tanpa terasa. Almira elum juga kemali ke desa. Mungkinkah Almira memutuskan untuk pergi saja dari desa ini? Mungkinkah ia sudah bahagia dengan laki-laki tersebut?. Pikiran Ahza dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan yang tak pasti itu. Akan tetapi entah mengapa hatinya terus berkata bahwa Almira pasti akan kembali.
            Sore ini Ahza mengadakan pelatihan bagaimana cara mengadakan pertanian organik di desanya. Ia menganggap keadaan lahan desanya sangat mendukung sekali untuk menanamkan sistem tersebut. Selesai melakukan pelatihan, Ahza tidak langsung pulang. Tiba-tiba ia ingin sekali menikmati udara sore yang sejuk. Walau di langit sudah menggantung gumpalan awan hitam namun hal tersebut tak mampu untuk mencegah keinginannya tersebut. Ia ingin mengulang kenangan-kenangan saat bersama Almira beberapa ulan yang lalu.
            “Almira, aku sangat merindukanmu. Apa kabar kamu di sana, andai saat ini kamu erada di sini di sampingku.” Gumamnya dalam hati.
Air mata mulai menghangatkan pipinya, tak terasa ia sampai meneteskan butiran-butiran air tersebut. Dengan segera ia menyeka air mata tersebut. Tak boleh ada orang yang tau kalau sebenarnya saat ini hatinya sedang menangis. Namun ia juga tak mampu berbuat apa-apa, karena semua itu adalahkeputusan Almira. Mungkin sebagai lelaki ia terlihat sangat lemah. Keputusannya untuk diam adalah karena ia tak mau memaksakan kehendaknya, ia menghargai segala keputusan yang telah diambil oleh Almira.
            Tetes hujan mulai membasahi baju yang ia kenakan. Ia memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Lima langkah ia erjalan, tia-tia ada yang menyentuh dan mulai menggenggam tangannya dari belakang. Saat ia berbalik, didapatinya seulas senyum yang sudah berbulan-bulan ia rindukan.
            “Almira.” Katanya sumpringah.
            “Aku di sini Ahza, untuk kamu.” Kata Almira.
            “lalu Azka?” tanya Ahza.
Almira menggeleng tersenyum. Kini sepenuhnya hatinya telah di serahkan kepada Ahza. Lelaki yang mampu mengajari cinta yang sesungguhnya. Lima bulan jalan dengan Azka tak membuatnya tenang, ternyata pikirannya sudah beralih dipenuhi oleh Ahza. Ahza menggenggam erat tangan Almira. Bersama dengan derasnya rinai hujan, kini cinta mereka telah bersatu.
           
Hujan,,, kini kau menjadi saksi betapa indahnya cinta kami bersatu
            Hujan,,, jangan biarkan perasaan kami hanyalah sebuah nafsu belaka
            Dalam tiap tetesmu tersimpan sebuah rasa yang tak ternilai
            Untuk dia,,, pemuda yang sudah mampu merebut hatiku dari ketidakpastian
            Hujan,,, dalam rinaimu yang telah tersimpan sebuah kenangan
Disaat tanganku menggenggam tangannya
Disaat tangannya menggenggam tanganku
Dan disaat hatinya bersatu dengan hatiku
Kau adalah saksi,,, ku tunggu selalu keteduhanmu

Dalam hujan cinta kita bersatu

Jumat, 25 Oktober 2013

Bukan Langkah Semu

Tangisku
Menjadi wujud hatiku
Tangisku
Menggambarkan pikiranku
Biarlah tetes-tetes buliran air mata ini yang menjawab
Betapa segumpal pilu bersarang di jiwa rapuh ini
          Oh Tuhan,,,
          Kuatkan aku
          Biarkan aku tetap melangkah
Meski sebenarnya ayunan langkah ini sudah terasa semakin berat
Oh Tuhan
Jangan biarkan aku terjatuh dan tak mampu berdiri lagi
Biarkan aku beranjak dan menatap masa depan lagi
Biarlah lelahku ini menjadi bumbu-bumbu kehidupanku
Biarlah lelah ini menjadi perjalanan berarti masaku
Aku masih punya secercah cahaya yang menjadi penerangku
Penerang yang akan menghantarkanku pada tingginya citaku
          Aku masih punya segenggam kekuatan yang menjadi energi
          Energi yang akan menguatkanku berjalan dalam lorong waktu
Berikan aku lenteraMu
Agar langkahku semakin nyata adanya
Bukan sebuah langkah semu yang tak ada artinya



25 Oktober 2013

Diaryku untuk Tuhan


Lelah itu sering kali menghinggapiku. Tuhan, ku mohon jangan terjadi. Biarkan aku terus melangkah. Aku tahu tak mungkin selamanya jalanku akan mulus-mulus saja tanpa ada sedikitpun batu yang mengahadang. Aku tahu, hidup adalah sebuah perjuangan berat yang harus aku lewati setiap detik, setiap waktu, dan setiap momentnya.
Tuhan,, aku ingin jujur. Aku sudah terlalu lelah menjalani kehidupan ini. Tapi aku masih bisa bertahan karena aku mengingat kedua orang tuaku. Semua demi mereka. Mereka yang selama ini jadi penguatku. Tak pernah sedetikpun aku melupakan hal tersebut. Mereka yang menjadikanku mampu bertahan di tengah kejamnya hidup ini.
Tuhan,,, biarkan air mata ini mengalir. Bukan karena aku ingin mengeluh. Tapi karena aku ingin sedikit pengganjal di hatiku ini keluar. Biarkan dadaku ini bisa unutk bernapas dengan lega.
Ingin rasanya aku menikmati hari-hariku seperti dulu ketika aku masih kecil. Bisa tertawa dengan polosnya. Bisa nangis dengan polosnya. Bukan karena beban yag tak pernah ada usainya ini. Namun hidup harus tetap berjalan. Waktu harus tetap melaju. Meski rindu ini tak pernah menyatu dengan kenyataan. Biarlah yang lalu pergi menjauh, meski kenangannya takkan mungkin terhapus. Dan  biarlah sang waktu yang menjadi penentu.


Jumat, 18 Oktober 2013

Kau adalah Mimpi


Ketika jantung ini tiba-tiba berdenyut kencang
Ketika  napas ini tiba-tiba tersengal-sengal
Ketika mata ini tak mampu untuk berkedip
Saat itulah dimana ketika ku tangkap sosok bayangmu
          Meski telah ku kubur dalam-dalam namamu
          Namun ternyata masih saja kau terbang membayangi sekitar hatiku
          Wajahmu selalu muncul dalam pejamanku
          Senyummu selalu terlukis dalam gelapnya dunia mimpiku
Jejakmu tak kunjung pudar meski angin telah menyapu
Namun kini aku tahu bahwa jendela hatimu telah tertutup untukku
Ingin rasanya aku berlari meski hanya untuk sekedar mengejar mimpi
Dan mimpi itu adalah kamu
Karena rindu ini masih untukmu
Meski kini tak mampu lagi dapat ku nikmati semua keindahan yang ada pada dirimu
Karena pada kenyataannya kau adalah mimpi
Dan kau hanyalah mimpi

Minggu, 13 Oktober 2013

Pemuda di dalam Bus


Sabtu, 12 Oktober 2013


Awalnya memang sudah tek terpikir untuk pulang hari ini. Namun ternyata keinginanku untuk segera pulang jauh lebi besar ketimbang kewajiban (jambore) yang tak boleh ditinggalkan.
Sudah hampir pukul tiga. Aku nekat barangkat dari Gunungpati naik angkot turun Jatingaleh seperti biasa. Dan seperti biasa pula aku harus nunggu lama sekali bus jurusan Penggaron. Ada sih satu bus datang, tapi masyaallah sesaknya minta ampun. Dari pada aku harus berdesak-desak ya ku putuskan saja untuk tidak naik. Bus jurusan Penggaron yang ke duapun datang, namun sayangnya tak mau kalah dengan bus yang ke dua. Sama-sama sesak ternyata. Setelah nunggu hampir satu jam akhirnya bus yang aku tunggu-tunggu datang juga. Alhamdulillah bisa duduk meski harus ke depan deket dengan supir.
Sekitar tigapuluhan menit akhirnya nyampe terminal Penggaron juga. Namun Ya ampun, karena weekend kali ya. Bus jurusan Purwodadi yang pertama sesak pake banget. Aku sempat mau naik lewat pintu belakang, namun ada seorang Ibu di dalam bus melarangku naik mungkin karena di dalam terlalu sesak. Banyak banget yang ngantri, dan sialnya kebanyakan dari mereka adalah cowok.
Lumayan lama untuk menunggu bus selanjutnya, Oh God aku sudah berpikir bakalan kemalaman lagi nyampe rumah. Tapi sudahlah hanya berdo’a dan sesekali sms orang rumah supaya bisa tenang. Saat bus ke dua berhenti, orang-orang mulai menghambur menuju nya. Karena pintu depan sesak penuh cowok-cowok yang naik, karena sepertinya memang hari ini di dominasi oleh cowok-cowok dewhh >,<... akhirnya aku memutuskan untuk lewat pintu belakang. Setelah naik dan bingung memilah-milah tempat duduk yang sekiranya nyaman, akhirya aku memilih kursi yang untuk tiga orang. Tidak terlalu belakang juga tidak tengah-tengah amat. Sepertinya busnya bakalan sesak banget, duh si kernet sudah tahu sudah penuh masih juga di tetal orang-orang di dalam. Pertama ada seorang bapak-bapak yang duduk di sampingku, aku persilahkan beliau untuk duduk yang di dekat jendela saja. Lalu tak lama datang seorang cowok yang meminta ijin untuk ikut duduk. Dan dia menawarkanku untuk memilih duduk di tengah atau di pinggir saja. Subhanallah dari pertama itu saja aku sudah mulai terkesan dengan dia, sopan sekali dia menawari hal tersebut yang terkadang disepelekan. Dengan tersenyum aku menjawab untuk memilih duduk di pinggir saja.
Sudah penuh busnya, namun astaghfirullah masih saja ditambah penumpangnya padahal kapasitasnya sudah tidak memungkinkan. Kasihan bapak-bapak yang sudah tua. Mungkin kernetnya udah puas, karena akhirnya busnya jalan juga. Duh Gusti di dalam benar-benar nggak nyaman, panas, bising, apalagi sepertinya penumpange kebanyakan cowok. Paling sebel sama yang duduk tepat di depanku,,, uchhh cowok tapi cerewetnya minta ampyunnnnn. Sumpah rasane pengen banget aku loncat dari bus, pokonya ngapain aja wis asal bisa keluar dari bus itu..
Tapi di lain itu semua ada seseorang yang entah mampu membuat sedikit kenyamanan ketika di dalam.. hehehe cowok yang duduk di sebelahku. Namun entahlah dia siapa aku nggak kenal sayange. Dilihat sepintas keren sih, Cuma aku nggak berani natap dia. Masnya baik, sopan, dan hampir aja aku dibayarin gara-gara uang yang ku kasih ke kernetnya kurang. Gimana nggak baik coba, orang kita ggak kenal tapi dia mau bayarin ongkosku. Tapi maaf ya mas bukannya saya meolak, tapi saya masih mampu untuk membayar sendiri. Lagian kita juga baru bertemu jadi nggak enak saja. Perjalanan hampir berlangsung satu jam, dan benar aku akan baru bisa sampai desa setelah habis magriban. Meskipun tanpa ada obrolan di antara kami namun berada di dekat dia setidaknya benar-benar sudah bisa membuatku nyaman. Tak hanya tingkah lakunya, cara bicaranya pun juga sopan sekali halus malah... hmmmm ternyata dia juga anak Godong, yah aku tahu pas lagi bayar. Yang lucu dia sempet ketiduran teklak-tekluk... hehehe ^^.
Aku sudah berencana untuk turun di Godong saja. Karena alasan yang pertama yaitu busnya sesak banget dan nggak memungkinkan untuk aku turun. Dan yang ke dua masnya juga turun Godong jadinya kan ada temene. Namun dengan nekat aku memutuskan untuk turun di desa saja, kasihan Bapak jika harus jemput ke Godong. Dengan berani aku menerjang barisan-barisan penumpang yang berdiri, namun pastinya dengan ucapan permisi dong. Hehehe. Namun ada satu yang ku lupa, nggak ngucaapin untuk mau turun duluan sama masnya. Ketika aku sudah berdiri di depan pintu belakang ternyata masnya sudah berdiri di belakangku. Lah ni mas2 kenapa sudah ke belakang? Padahal Godong masih jauh, mungkin siap-siap.
Akhirnya aku turun juga dari bus itu. Meski sedikit kebablasan dari tempat yang semestinya aku turun. Namun tak apalah yang penting aku sudah sampai di desa dengan selamat. Dan seneng melihat Bapak dan Adik kecilku sudah menjemput di pinggir jalan. J

Selamat jalan Mas So Sweet,,, siapa namamu kita belum sempat berkenalan. Semoga suatu saat kita akan dipertemukan lagi, namun ku berharap dalam suasana yang indah tak seperti hari ini yang kurang mengenakkan. Terima kasih atas kenyaman yang anda berikan. J

Jumat, 04 Oktober 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI UNTUK MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA DAN MENINGKATKAN RASA CINTA LINGKUNGAN BAGI SISWA SMA NEGERI 1 GODONG KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN

STRATEGI PEMBELAJARAN JELAJAH ALAM SEKITAR PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI UNTUK MEMPERMUDAH PEMAHAMAN SISWA DAN MENINGKATKAN RASA CINTA LINGKUNGAN BAGI SISWA SMA NEGERI 1 GODONG KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN


Zahrotun Nisa’, 4401411093, Rombel 3, Pendidikan Biologi


Abstrak
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sangat perlu menanamkan rasa cinta terhadap bangsa melalui perantara cinta terhadap lingkungan kepada siswa agar alam dapat terjaga dan lestari sehingga alam akan memberikan imbal balik terhadap manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran yang ada di sekolah, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu biologi. Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Yuni, 2011). Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi di atas adalah melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) yakni strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu (inkuiri), keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas (Mulyani, 2008). Komponen-komponennya di antaranya yaitu: eksplorasi, konstruktivisme, proses sains, masyarakat belajar, assesment autentik. Melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar siswa diajak secara langsung untuk mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya serta menelaah dan menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari secara langsung terjun ke alam, sehingga hal ini mampu menambah kecintaan siswa terhadap alam dan siswa lebih  menghargai lingkungan yang berada di sekitarnya. Jika seseorang sudah memiliki rasa kecintaannya terhadap alam maka timbul pula kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. Melalui pembelajaran ini pula secara tidak langsung dapat menciptakan jiwa konservasi.


Kata kunci: Strategi Pembelajaran, Jelajah Alam Sekitar, Rasa Cinta Lingkungan.




















PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu visi misi Bangsa Indonesia dalam dunia adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab, berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Sementara itu, UU 20 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sangat perlu menanamkan rasa cinta terhadap bangsa melalui perantara cinta terhadap lingkungan kepada siswa agar alam dapat terjaga dan lestari sehingga alam akan memberikan imbal balik terhadap kita.
Manusia menggantungkan hidupnya dari alam. Bagaimana pun modernnya peradaban yang dicapai, manusia masih tetap menggantungkan alam sebagai sumber daya untuk menopang kehidupan. Oleh karena itu, Karena lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Dalam hal ini di butuhkan adanya pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang terjadi di negara kita (Zubaedi, 2011: 1) . Menurut Zubaedi (2011: 5) bahwa pendidikan karakter dapat terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran yang mampu diberikan ketika di sekolah. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terutama pada pelajaran Biologi.
            Mata pelajaran IPA (biologi) termasuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri. Pendidikan IPA dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari (Yuni, 2011). Pendidikan bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan. Namun, pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan keterampilan serta perkembangan diri anak. Selain itu juga diharapkan siswa mampu mempraktikkan serta mengamalkan ilmu yang diperolehnya dari pendidikan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan atau kompetensi ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi di atas adalah melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) yang telah dicetuskan oleh para dosen Jurusan Biologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang. Jelajah Alam Sekitar merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari secara langsung terjun ke alam. Sehingga hal ini akan mempermudah siswa untuk memahami pelajaran dan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dan alam sekitar. Melalui pembelajaran ini secara tidak langsung juga mampu menciptakan jiwa konservasi.

Rumusan Masalah
            Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana cara menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada siswa SMA NEGERI 1 GODONG?
b.      Bagaimana cara meningkatkan kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam?

Tujuan Penulisan
             Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:                                           
a.       Menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada siswa SMA NEGERI 1 GODONG.
b.      Meningkatkan kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
PEMBAHASAN
Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS)
            Biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Biologi mengkaji berbagai persoalan yang  berkait dengan berbagai fenomena pada makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan interaksinya dengan faktor lingkungan, pada dimensi ruang dan waktu (BSNP, 2006:1). Objek belajarnya nyata terdapat di sekitar pembelajar sehingga model pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).
JAS (Jelajah Alam Sekitar) sebagai suatu metode memiliki karakter menyenangkan, terekspresi secara eksklusif dalam istilah bioedutainment (asal kata bio = biology, edu = education, tainment = intertainment ), yakni strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu (inkuari), keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas ( Mulyani, 2008 ).
            Menurut Mulyani ( 2008: 7 ) bahwa pendekatan pembelajaran JAS adalah salah satu inovasi pendekatan pembelajaran biologi dan maupun bagi kajian ilmu lain yang berusaha dikembangkan oleh dosen-dosen di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Semarang yang bercirikan memanfaatkan lingkungan sekitar dan simulasinya sebagai sumber belajar melalui kerja ilmiah, serta diikuti pelaksanaan belajar yang berpusat pada peserta didik. Belajar adalah kegiatan aktif peserta didik dalam membangun pemahaman atau makna. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran JAS memberi keleluasaan kepada peserta didik untuk membangun gagasan yang muncul dan berkembang setelah pembelajaran berakhir. Di sisi lain dengan pendekatan pembelajaran JAS tampak secara eksplisit bahwa tanggung jawab belajar berada pada peserta didik dan guru mempunyai tanggung jawab menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.


Komponen-komponen Pendekatan JAS
            Menerapkan pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar pada siswa dapat melalui komponen-komponen sebagai berikut:
1.    Eksplorasi
Dengan melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungannya sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang ada di lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah. Dengan adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir atau mencari pemecahan masalah (Mulyani, 2008).
2.       Konstruktivisme
Dalam pembentukan pengetahuan menurut Piaget terdapat dua aspek berpikir yaitu aspek figurative dan aspek operatif. Berpikir operatif memungkinkan seseorang untuk mengembangkan pengetahuannya dari suatu level tertentu ke level yang lebih tinggi.
3.      Proses sains
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang melakukan pengamatan. Dari sini akan menimbulkan pertanyaan atau permasalahan. Permasalahan ini akan mendapatkan pemecahan dengan melakukan metode ilmiah, atau membandingkannya dengan teori yang telah diperoleh sebelumnya.
4.      Masyarakat belajar
Konsep learning Community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil diperoleh dari sharing antar teman, kelompok. Dalam praktek pembelajaran di kelas , masyarakat belajar terwujud dalam :
a.         Pembentukan kelompok kecil
b.        Pembentukan kelompok besar
c.         Mendatangkan ‘ahli’ ke dalam kelas
d.        Bekerja dengan kelas sederajat
e.         Bekerja dengan masyarakat
5.      Bioedutainment
Bioedutainment dalam pendekatannya melibatkan unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas dapat menjadi salah satu solusi dalam menyikapi perkembangan biologi saat ini dan masa yang akan datang. Dengan bioedutainment semua aspek dapat teramati.
6.       Assesment autentik
Pengumpulan data yang bisa menggambarkan perkembangan belajar siswa dapat digunakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa sehingga dapat digunakan untuk mengambil tindakan segera dan tepat. Karakter penilaian autentik adalah :
a.         Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran
b.        Dapat digunakan untuk formatif maupun sumatif
c.         Mengukur keterampilan dan performasi
d.        Berkesinambungan
e.         Terintegrasi
f.         Dapat digunakan sebagai umpan balik
Yang menjadi penciri JAS, menurut Marianti (2006) adalah:
1.      selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung maupun tidak langsung yaitu dengan menggunakan media.
2.      selalu ada kegiatan berupa prediksi, pengamatan dan penjelasan.
3.      ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, atau gambar, foto atau audiovisual.
4.      kegiatan dirancang dengan menyenangkan sehingga menimbulkan minat untuk belajar lebih lanjut.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), karena melalui pendekatan ini siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dan dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi dari pada jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan dan pembelajaran JAS dapat dilakukan kapanpun. Hal ini juga mampu menambah kecintaan siswa terhadap alam dan siswa mampu lebih menghargai lingkungan yang berada di sekitarnya. Jika seseorang sudah memiliki rasa kecintaannya terhadap alam maka timbul pula kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

PENUTUPAN
Simpulan
a.    Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) yakni strategi pembelajaran biologi yang menghibur dan menyenangkan melibatkan unsur ilmu atau sains, proses penemuan ilmu (inkuari), keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas (Mulyani, 2008).
b.    Komponen-komponen Pendekatan JAS:
1.      Eksplorasi
2.      Konstruktivisme
3.      Proses sains
4.      Masyarakat belajar
5.      Masyarakat belajar
6.      Assesment autentik
c.    Melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar siswa diajak secara langsung berhubungan dengan alam sehingga mampu menambah kecintaan siswa terhadap alam dan siswa mampu lebih menghargai lingkungan yang berada di sekitarnya. Jika seseorang sudah memiliki rasa kecintaannya terhadap alam maka timbul pula kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.




Saran
a.    Dengan diterapkannya pembelajaran melalui pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) diharapkan mampu mempermudah siswa dalam memahami pelajaran biologi.
b.    Diharapkan kesadaran siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam jika ia sudah mempelajari objek secara langsung di lingkungan.

Daftar Pustaka

Anggraeni, Dyas Ayu Nur. 2011. Keefektifan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas Kita) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Materi Ekosistem Pada Siswa Kelas 7 Smpn 2 Selopampang Tahun 2011-2012. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA, UNNES, Semarang.

BSNP. (2006). Contoh/model silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Badan Standar Nasional pendidikan.

Dewi, Dian. 2011. Meningkatkan Pemahaman Siswa Menggunakan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (Jas) Dengan Model Pembelajaran Iqro’ Pada Materi Prinsip-Prinsip Klasifikasi, Virus Dan Monera Di Man 2 Semarang. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA, UNNES, Semarang.

Marianti, A dan N/E. Kartijono. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS) Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya Pengembangna Kurikulum dan Desain Inovasi Pembelajaran. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Sri Mulyani E.S., dkk. 2007. Pembelajaran Jelajah alam Sekitar. Pendekatan Pembelajaran Biologi. Semarang: FMIPA UNNES.

Wibowo, Yuni. 2011. Bentuk-Bentuk Pembelajaran Outdoor. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.